malam itu tak sempat pulas.
binatangbinatang malampun, tak
sempat mengepak sayapsayapnya.
nalurinya tentang cintapun mati
bagai gerimis yang mengundang duka dalam.
diatas nizan itu namamu kudipahat.
bertintakan arang gelap menyelinap
segergap cahaya yang luluh.
leleh menyerupai lilin dijilat api.
banyak ciuman kering dikeningnya.
tak sempat memitik bibir yang basah.
pelanpelan mati dalam sarung, hidupun
tak bertepi seperti mata yang melotot
tapi rabun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar