Senjapun telah pergi
beranjaklah aku dari hidupku
datang pula bermacam lamunan
singgah jua keputus asaan
dalam anganku bahagianya aku bersamamu
dalam sakitku tega terasa keputusanmu
bukan aku salah mengenalmu
namun aku hampa karena kenyataan yang ada
buah hati yang menjadi bagian jiwamu
menyebut dan memanggil namamu slalu
apa yang harus aku katakan
aku tak pungkiri kenyataan yang ada
bahwa kamu bukanlah darah yang bersatu dengannya
namun kasihmulah yang membuat dia tumbuh
sampai senyum slalu merekah dengan adanya dirimu
ingatkah kamu akan hal itu…
suryapun kini tenggelam
seperti halnya dirimu harus tenggelam dari hati ini
daya apa yang aku miliki
bertahanlah nafasku saat bayangan itu hadir
sakit…hanyalah sakit yang aku rasa
karena tak mampu aku menahan semua yang ada
beginikah berakhirnya kisah kasihku
hanya lembaran hayalan dan kenangan yang tersisa
tak kuat air ini terderai dari mata
sirnalah semua harapan menuju masa depan
hanya buah hati ini yang akan selalu temaniku dalam sepi
surya…kapan sinar itu akan kembali
terangi langkahku dan anakmu
tak pernah hentinya pena ini memanggilmu
karena tak sanggup mulut ini berkata
goresan ini tak akan berhenti
sampi saatnya kau menoleh kebelakang
pintu hati inilah yang akan menyambut
pelukan hangat cinta kasih sang surya
dewi kebahagiaanlah yang kini hadir
menyelimuti siang dan malam
yang harus kulalui tanpa adanya dirimu
dewi kebahagiaan pulalah nama yang kamu berikan
untuk cinta kasih buah hatiku dan kamu
” pesan ini aku tujukan padamu wahai Surya yang kini harus meninggalkan kami berdua demi kebahagiaan orang-orang yang menyayangimu, aq hargai pengorbananmu, dan aku akan selalu berusaha untuk mengerti apa yang terjadi padamu saat ini dan yang akan datang. “